ANTISIPASI KARHUTLA, KLHK BERSAMA PARA PIHAK PERSIAPKAN TMC
02 Maret 2024 | 274
Mengantisipasi kejadian karhutla pada musim kemarau tahun 2024, KLHK bersama para pihak persiapkan pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai bentuk kesiapsiagaan pengendalian karhutla lebih awal. Rapat persiapan pelaksanaan operasi TMC dilaksanakan di Jakarta (1/3/2024).
Plh. Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Ade Palguna Ruteka saat membuka rapat menyampaikan bahwa berdasarkan analisis iklim, karhutla berpotensi terjadi di Provinsi Riau pada Februari dan pada musim kemarau kedua pada Juni - Juli 2024. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan upaya pengendalian karhutla, salah satunya melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
“Menghadapi kondisi di lapangan, perlu segera disusun langkah-langkah pelaksanaan operasi TMC, koordinasi para pihak seperti BRIN, TNI AU, BNPB, BMKG, BRGM, dan juga para mitra serta penyusunan jadwal pelaksanaan TMC berdasarkan prediksi cuaca BMKG,” tekan Ade.
Ade mengingatkan kembali bahwa jadwal pelaksanaan TMC tahun 2024 telah disusun pada akhir tahun 2023 kemarin. Pada kesempatan ini dilakukan review kembali jadwal tersebut, dengan memperhatikan kondisi cuaca terupdate dari BMKG.
Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Manajemen Landscape Fire, Raffles, B. Panjaitan mengatakan bahwa keberhasilan penurunan angka luas karhutla dan hotspot ini merupahan hasil kerjasama para pihak. Pentingnya mengedepankan upaya pencegahan yang salah satunya dilakukan melalui operasi TMC.
“Koordinasi dan komunikasi yang intensif antar stakeholder dalam pelaksanaan operasi TMC merupakan salah satu kunci keberhasilan penyemaian awan hujan. Harus disusun jadwal bersama-sama dengan tim pelaksana TMC mulai dari BRIN, TNI AU, BNPB, BMKG, BRGM dan juga para mitra. Informasi kesiapan dari masing-masing Kementerian/ lembaga menjadi informasi untuk menentukan jadwal operasi TMC,” tegas Raffles.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Thomas Nifinluri menyebutkan perlunya pemutakhiran jadwal operasi TMC mengingat saat ini karhutla terjadi pada beberapa wilayah, serta terpantau hotspot pada sejumlah titik.
“Merunut pada rencana jadwal yang telah disusun pada akhir tahun 2023, yang seharusnya Februari telah dilaksanakan operasi TMC, tetapi nyatanya belum dapat dilaksanakan. Sehingga diharapkan TMC dapat dilaksanakan pada Maret 2024,” lanjut Thomas
Thomas menambahkan bahwa saat ini Kota Dumai, Riau telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla yang selanjutnya akan dilakukan penetapan satu kabupaten/kota sehingga Provinsi Riau dapat menetapkan status siaga darurat. Melalui penetapan status siaga darurat ini diharapkan adanya respon cepat upaya penanganan karhutla secara dini baik melalui operasi TMC maupun bantuan seumberdaya lainnya.
“Hal penting lain yang perlu diingat adalah mulai tahun 2024 ini, adanya perubahan struktur organisasi pelaksanaan operasi TMC sehingga kontrak dilakukan langsung dengan BMKG. Serta perlu dipastikan kesiapan bahan baku semai, ketersedian pesawat dan analisis cuaca dan iklim,” pungkas Thomas.
Rapat persiapan yang dihadiri oleh perwakilan dari BMKG, BRIN, BRGM, BNPB, TNI AU, APBI, APHI, PT. RAPP, PT. Sinarmas, GAPKI, dan Balai PPI lingkup Ditjen PPI dilakukan sebagai bentuk koordinasi untuk memantapkan jadwal pelaksanaan operasi TMC tahun 2024.