---

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkuat upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau melalui patroli udara pencegahan (21/6/2024). Menggunakan helikopter PK-USE/AW-119 MKII yang berposko di Landasan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru telah beroperasi sejak 12/3/2024.

Diungkapkan oleh Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), Thomas Nifinluri, bahwa bentuk dukungan operasional udara ini sebagai langkah antisipasi dalam pengendalian karhutla di Provinsi Riau seiring telah ditetapkannya status siaga darurat bencana karhutla di Provinsi Riau.

Sebagai langkah antisipasi dan kesiapan pengerahan sumber daya dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan, Gubernur Riau telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla sebagaimana Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.293/III/2024 selama 263 hari terhitung tanggal 13/3/2024 sampai dengan 30/11/2024.

“Patroli udara dilaksanakan untuk monitoring dan groundcheck hotspot, pengecekan lokasi rawa dan bekas karhutla. Selain patroli udara, saat ini juga sedang berjalan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dengan dukungan PT. RAPP,” ungkap Thomas.

Thomas menjelaskan bahwa pelaksanaan patroli udara selama 1 jam 40 menit atau 150 NM (Nautic Miles) kali ini melalui rute Pekanbaru - Siak - Pelalawan - Kampar meliputi 10 titik pantauan. Berdasarkan hasil pemantauan udara, kondisi di lapangan dalam keadaan kondusif dimana tidak ditemukan titik api serta penampakan tinggi muka air tanah (TMAT) dalam kondisi normal. Pemantauan di titik-titik bekas firespot saat ini statusnya sudah padam dan sedang dilakukan mopping up oleh para petugas.

“Patroli udara di Provinsi Riau ini akan selesai pada 22/6/2024 dengan target 100 jam terbang," lanjut Thomas.

Thomas menambahkan bahwa upaya pengendalian karhutla tidak hanya dilakukan melalui operasi udara, tetapi juga melalui operasi darat dengan melibatkan Manggala Agni, TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan tim satgas pengendalian karhutla.