DIREKTORAT PKHL MEMBINA 14 KELOMPOK MPA DI SEKITAR IKN
18 Juli 2024 | 351

Direktorat Pengendalian kebakaran Hutan dan Lahan membina empat belas kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kawasan Wisata Alam Bukit Bengkirai, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (16-17/7 /2024).
Sebagai wujud kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau dan melakukan pengamanan di wilayah IKN dilaksanakan kegiatan Pembinaan MPA. Berdasarkan perhitungan luas karhutla menggunakan citra satelit, sampai Juni 2024, Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan tingkat karhutla tertinggi di Indonesia seluas 13.225,13 ha.
Thomas Nifinluri, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, saat arahan pada acara Pembinaan MPA mengungkapkan Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kabupaten dengan luas karhutla paling tinggi seluas 7.733,02 ha. Dari luasan yang terbakar 10% nya terjadi pada lahan gambut.
“IKN akan dibangun menjadi kota tanggap bencana. Kota dunia yang menjadi kebanggaan Indonesia. Nusantara adalah konsep kota hutan yang berkelanjutan (forest city), yang mana diyakini akan menjadi ibu kota negara yang pertama di dunia yang menerapkan konsep forest city,” terang Thomas.
“Hanya 25% dari area IKN yang akan dibangun, sedangkan 75% sisanya akan menjadi area hijau yang termasuk 65% area tersebut tetap sebagai hutan tropis. Kondisi ini akan memungkinkan warga IKN hidup berdampingan dengan alam. Nantinya akan menjadi kota yg asri dengan menggunakan energi baru terbarukan,” lanjut Thomas.
Thomas mengungkapkan betapa betapa pentingnya peran MPA untuk menjaga kawasan IKN dari karhutla. Cakupan wilayah Ibu Kota Negara di darat memiliki luas kurang lebih 256.142 ha. Wilayah darat IKN nantinya akan terbagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan IKN dengan luas kurang lebih 56.180 hektar yang akan menjadi kawasan inti pusat IKN. Sementara pembangunan kawasan pengembangan seluas kurang lebih 199.962 hektar.
“Kita harus menjaga wilayah IKN jangan sampai terjadi karhutla yang menyebabkan polusi asap (haze). Apalagi yang dapat menyebabkan asap lintas batas. Kaltim sebagai wilayah penyangga menjadi provinsi yang penting dan strategis, sehingga perlu dijaga dan dilindungi terhadap bencana termasuk kejadian karhutla. Ini menunjukkan komitmen yang kuat bagi para pemangku kepentingan di Kaltim dan IKN," terang Thomas.
Anis Susanti Aliati, Kasubdit Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan, dalam paparannya mengingatkan para personil MPA tentang kejadian karhutla seperti 2015 dan 2019 yang dampaknya luar biasa terjadi kembali.
"Karena karhutla, aktivitas kita banyak yang terganggu. Kegiatan sosial, budaya, politik, pendidikan, ekonomi, dan bilateral terganggu. Kita tidak ingin apa yang kita rasakan terjadi lagi. Kita harap terjadinya karhutla dapat diminimalisir," jelas Anis.
Anis mengungkapkan karhutla masih menjadi tantangan kita bersama. Kita tidak bisa melakukan upaya ini sendiri karena orang yang paling dekat dengan lokasi karhutla adalah masyarakat. Maka dari itu dibentuk MPA yang nantinya akan diberikan pengetahuan pencegahan karhutla dan teknik pemadaman awal.
"Disini juga hadir ibu-ibu, perempuan juga memegang peranan penting dalam pencegahan karhutla. Anak-anak akan dididik oleh ibu, kami berharap ibu-ibu untuk mendidik anaknya menjaga hutan dan lahan dari kebakaran," jelas Anis.
Kegiatan ini diikuti oleh 14 Kelompok MPA yang dibentuk oleh Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dan KPH Meratus. Peserta yang hadir dalam pembinaan MPA sebanyak tujuh puluh personil yang berasal dari empat belas MPA dari Kecamatan Sepaku. Kelompok MPA berasal dari Desa Maridan, Mentawair, Pemaluan, Bumi Harapan, Wonosari, Semoi Dua, Argo Mulyo, Suko Mulyo, Tengin Baru, Sukaraja, Bukit Raya, Sepaku, Karang Jinawi, Telemow, dan Binuang.
Narasumber Pembinaan MPA berasal dari Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumberdaya Air Otorita KN, Kapolres Penajam Paser Utara, Babinsa Sepaku, dan BPBD Paser Utara. Selain materi dari narasumber, peserta juga diberikan pelatihan membuatan peralatan tangan pemadaman awal dari Manggala Agni. Kegiatan Pembinaan MPA dilaksanakan bersama dengan Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Kalimantan dan didukung oleh BPDLH melalui Project REDD+ RBP GCF Output 2 tahun 2024.